National Geographic Indonesia (NatGeo) Traveler - Februari 2013

Mengadar Terakhir Sang Pejalan AWALNYA SEPERTI perak, kilau air Danau Pichola pagi ini. Begitu matahari menyembul, kilaunya berubah keemasan, merambat cepat hingga ke dinding istana Jag Niwas yang putih bersih, lalu menyentuh juga tubuh Adam Cooper yang sedang menuruni anak tangga sebelah timur. Adam berkulit pucat, mengenakan pakaian longgar sewarna istana Jag Niwas. Ketika matahari menyorot dari depan, saya bisa melihat bagaimana cahaya menyerap masuk badannya. Ia mendekatkan tubuh ke tepi danau -persis di bagian yang biasanya menjadi pijakan pertama semua tamu istana-, mengeluarkan sebuah kantong kulit kecil, memasukkan tangan ke dalamnya dan ketika menarik tangannya kembali tampaklah kepulan debu beterbangan. “Itu dia..,” saya bergumam sendiri, agak tersentak. Adam mengangkat tangan, jemarinya dibuka lalu debu di genggamannya pun mengucur perlahan ke permukaan danau. Selang lima menit, madah pujian Hindu, Gayatri Mantra, sekonyong ...