National Geographic Indonesia (NGI) Traveler - September 2013
Dunia
Patagonia
Teks dan Foto oleh VALENTINO LUIS

Rentetan
pertanyaan tersebut sempat terlontar dari bibirku. Saya ingat betul, bagaimana
saya, bertahun-tahun lalu dengan penuh rasa ingin tahu membolak-balik atlas, mengamati
dengan seksama halaman demi halaman, tapi kemudian menggeleng lunglai, melipat
tangan, dan menatap lekat guru mata pelajaran geografi kami: saya menuntut
penjelasan dari orang yang telah menyusupkan kata ‘patagonia’ di otakku.
“jika abracadabra merupakan kata sakti bagi
pesulap, maka patagonia adalah kata keramat untuk seorang petualang.” Demikian jawaban
awal guru kami. Dia memetik kalimat novelis bruce catwin untuk memanasi
khayalan kami, anak-anak muridnya.
Waktu
berlalu, kata-kata guru kami terpatri. Dan akhirnya ketika mendarat di bandar
udara el calafate, santa cruz, argentina, membaca papan bertuliskan bienvenido a la patagonia disana, tahulah saya bahwa rekaman kalimat bruce catwin juga koar gelora guru geografi kami berhasil mengantar saya kepada
manifestasi mimpi akan tanah berjuluk land
of the wind ini.
Patagonia memang bukanlah benua, pulau,
negara, maupun kota. Ia merupakan sebuah wilayah yang diringkas karena
keistimewaan landskap, teritori empunya dua negara, chili dan argentina. Oleh
karenanya, mafhumlah apabila namanya jarang
tercetak pada atlas prevalen. Hulunya di bagian selatan pegunungan andes dan berujung di kuku-kuku
kaki daratan amerika, tempat samudra pasifik dan samudra atlantik beradu pada
pintu menujuh benua antartika.
(Cuplikan artikel saya ini dimuat di Majalah National Geographic Traveler Indonesia edisi bulan September 2013 sebanyak 10 halaman. Valentino Luis)
Lebih lanjut, silahkan cek ke:
Comments