Travelxpose Magazine - December 2012
TIGA NUSA
YANG MENDEBARKAN
Teks
& Foto : Valentino Luis
São
coisas lindas que eu tenho pra te dar
Fundamental é mesmo o amor, é impossível ser feliz sozinho…”
Fundamental é mesmo o amor, é impossível ser feliz sozinho…”
Alunan melodi berbahasa
Portugis menyambut tibanya saya di Pantai Sanur, tepatnya di ujung selatan
Jalan Hang Tua. Saya langsung terkenang film Eat, Pray, Love yang dimainkan Julia Roberts karena musik yang saya
dengar sekarang dipakai sebagai soundrack film tersebut. Saya merasa berada di
tempat yang pas dan di waktu yang tepat.
Kebetulan film itu bersetting di Bali, dan kebetulan pula saya dalam kondisi
siap untuk mengarungi lautan, persis seperti lirik lagunya!
Ponsel saya berdering.
Pesan singkat dari Mathil, rekan sekantor asal Perancis. Mathil mengabarkan
bahwa ia dan tiga kawan telah tiba di Pantai Sanur dan mereka telah pula membeli
tiket kapal motor, termasuk untukku. Langsung saja saya meneguk habis sisa kopi
dalam cangkir yang terhidang di meja lantas bergegas memanggul ransel menemui mereka.
Langit biru cerah, udara hangat bercampur sejuk angin pantai. Saatnya
mengakrabi ombak dan air asin…..
Bali sebagaimana telah
dikenal orang, betul-betul surga pelesir.
Begitu banyak pilihan bersenang-senang ditawarkan oleh propinsi berjuluk
Island of Gods ini. Setiap kali
menginjakkan kaki kesini, ada saja hal baru untuk dieksplor. Nusa Lembongan,
Nusa Ceningan, dan Nusa Penida adalah bagian dari Bali dan mereka termasuk
jarang dijamah. Wisata bahari di ketiga pulau ini memperkokoh Bali sebagai destinasi
serba ada.
Rencana menyambangi tiga
nusa kecil di selatan Bali itu sebetulnya sudah lama saya pendam. Hanya saja
selalu ada halangan untuk merealisasikannya. Beruntung saya dipertemukan dengan
rekan-rekan kantor yang punya hobby sama. Kami pun merencanakan perjalanan ke
Nusa Lembongan, Ceningan, dan Penida di akhir pekan ini.
Sanur, tepatnya di Jalan
Hang Tua menjadi titik keberangkatan yang popular menujuh ke tiga nusa. Ada dua
pilihan transportasi laut, dengan kapal motor biasa atau dengan speed boat. Untuk domestik harga
berkisar 60-100 ribu per orang sekali jalan, tergantung seberapa mahir kita
menawar. Kami memakai kapal motor biasa
yang bisa ditumpangi hampir 20 orang. Durasi berlayar sekitar 2 jam, disebabkan
kondisi laut selatan yang lumrah lebih bergelombang dan kuat arusnya. Kami
memilih tidur-tiduran di atas atap kapal, bergurau sambil melempar pandang ke
lautan luas..
SURGA DI UJUNG KUKU
Kapal merapat di pos
penyeberangan Jungut Batu. Satu per satu penumpang melompat keluar. Seturut
rencana, kami akan menyewah sepeda motor. Dengan moda roda dua ini kami akan
mengelilingi pulau. Di pos kami langsung berkenalan dengan Dodi (kontak
081337419282) pria lokal yang empunya penyewaan sepeda motor. Awalnya Dodi
mematok harga Rp.70.000 untuk satu sepeda motor per hari, tapi akhirnya luluh
juga hatinya setelah kami tawar Rp.50.000 per hari. Jadilah tiga sepeda motor
kami sewa.

(Cuplikan artikel saya ini dimuat di Majalah Traveling TRAVELXPOSE edisi bulan Desember 2012 sebanyak 6 halaman bersamaan dengan artikel saya tentang Budapest,Hungaria. Valentino Luis)
Lebih lanjut, silahkan cek ke:
Travelxpose Magazine
Lebih lanjut, silahkan cek ke:
Travelxpose Magazine
Comments