Majalah Batik (Inflight Magazine Batik Air) - Maret 2014
Menambat Hari di
Split
Teks & Foto VALENTINO
LUIS
Apa yang bisa dinikmati dari
negara yang belasan tahun silam dirundung perang? Bangunan-bangunan yang remuk,
ketidakefektifan sarana publik, wajah-wajah muram dengan pakaian seadanya, atau
lorong-lorong gelap sarang penyamun?
Namun jangan keliru. Pada
pandangan pertama saat menjejakkan kaki di bandaranya, Split bisa membuka mata akan
bagian lain Eropa yang tumbuh dan menyembulkan harapan. Langsung merasakan
kesiapan negeri ini untuk mengesankan orang lewat langit-langit di pintu
bandara yang menyerupai Supertree Grove di Singapura, serta layanan petugas
yang profesional. Dalam perjalanan menujuh pusat kota pun tampaklah bus dan
kereta memamerkan kualitas yang tak kalah dengan apa yang diempunyai
negara-negara mapan.
Ketakjuban tak berhenti
disitu saja. Tengoklah Goli & Bosi, tempat inap yang menampilkan kreatifitas
modern dalam design maupun fasilitas, padahal ia hanya akomodasi selevel
hostel. Tetamunya dimanjakan pula oleh restoran futuristik lengkap dengan panorama
lapang kota yang terjejali oleh arsitektur bersejarah.
Split terletak di tepi Laut
Adriatik, bagian Kroasia yang disebut Dalmasia. Wilayah ini berseberangan
dengan Italia, dimonopoli oleh gunung serta bukit kapur. Menurut catatan
sejarah, Split adalah koloni Yunani sejak abad ke-4 SM. Dua ratus tahun
sesudahnya bangsa Romawi mengambil alih area ini dan berkuasa hingga lebih dari
lima abad. Tak heran Split serta kota-kota terdekatnya identik dengan nuansa
Romawi, baik dari gaya sosial penduduk, makanan, hingga arsitektur. Percampuran
antara unsur Yunani dan Romawi berbuntut
pada atmosfer Mediterania yang kentara. Warga menjuluki daerah mereka sebagai ‘Mediteranian Flower’ atau ‘Kembang
Mediterania.’
Diocletian’s Palace
Ada begitu banyak tempat
menarik di Split. Dari pantai berlaut bening yang dibanjiri pelancong, pasar
rakyat, promenade bernaung pepohonan palem, galeri seni, museum, hingga gunung
untuk trekking. Meski begitu, ikon bagi kota seluas 22,12 km2
tersebut dipegang oleh Diocletian’s Palace.
Ini merupakan kompleks
istana yang dibangun oleh penguasa Romawi, Diocletian, pada abad ke-4 Masehi
sebagai tempat tetirah. Diocletian’s Palace dikelilingi tembok, memiliki
gerbang tinggi dan menara pengintai jangkung. Bagian dalam kompleks terisi oleh
villa lengkap dengan kamp militer dan kuil. Bebatuan pelapis jalan juga
marmernya sungguh-sungguh original. Salah satu benda paling bernilai yakni Spinx
berumur hampir 4000 tahun didatangkan khusus dari Mesir dan terpatri di kuil
Jupiter dan Peristyle.
Ada pula Mausoleum dan Katedral
St. Domnius yang interiornya tak kalah memikat. Karena kompleks demikian besar,
sebagian dari Diocletian’s Palace difungsikan sebagai areal perdagangan
terutama bagian bawah tanah. Hal ini memberi kesenangan tambahan bagi wisatawan,
sensasi underground shopping di
tempat historis.
UNESCO mengganjar Diocletian’s
Palace dengan label Situs Warisan Dunia sejak tahun 1979. Baru-baru ini tempat
ini terpilih sebagai lokasi syuting serial drama fantasi ‘Game of Thrones’ yang tengah
digandrungi di Amerika.
Bertandang
ke Pulau-Pulau Kecil
Isilah waktu dengan
mengikuti trip ke pulau-pulau mungil. Sudah ratusan tahun Lautan Adriatik
dincar banyak bangsa, tak cuma krusial untuk pelayaran tapi juga laik dijadikan
persinggahan. Selain bangsa Yunani dan Romawi, Kerajaan Venesia serta Ottoman
Turki pun turut terpikat. Ketika Kroasia masih di bawah bendera Yugoslavia dan dilanda
perang hingga akhir tahun 1990-an, pulau-pulau ini menyembunyikan banyak
pejuang lokal.
Kini, seiring asa untuk menjadikan
Kroasia sebagai tempat liburan bagi keluarga Eropa, puluhan pulau kecil di
depan Split pun berbenah. Jejeran kapal-kapal pesiar ataupun yacht menjadi
pemandangan lumrah. Sejumlah pulau yang berukuran cukup besar semisal Šolta,
Brač, Hvar, Corčula, Pelješak, dan Mljet, terus dikunjungi pelancong. Paket
trip ke pulau-pulau tersebut terbilang murah.
Brač dan Hvar, misalnya.
Kapal yang digunakan cukup mentereng dengan harga kurang dari 10 Euro per
orang. Jarak Split ke pulau-pulau ini tak seberapa jauh. Mula-mula singgah di Brač
yang mempunyai kastil dari Abad Pertengahan di atas bukit. Pantai-pantainya
disasar para wisatawan muda. Penumpang kapal bisa melakukan ekskursi hingga ke
wilayah tengah pulau. Mengasyikan.
Berlanjut ke Hvar, pulau
ini juga berhiaskan dua benteng, satunya dibangun Spanyol (1551) dan lainnya
oleh balatentara Napoleon dari Perancis (1810). Sempatkan melongok penjara
bawah tanah di benteng Perancis, lalu katedral bergaya Renaissance. Masuk akal
bila Hvar digadang sebagai pulau tercantik se-Kroasia sebab tata kota tuanya
elegan bersanding lansekap nan elok. Perbukitannya dipenuhi bunga lavender.
Kesegaran
Plitvice
Lakes National Park
Tidak ada bising kendaraan.
Ribut gadu manusia pun jarang tedengar. Di Plitvice Lakes National Park udara terisi
oleh gemericik puluhan air terjun dan telaga yang permukaannya sesekali tereciki
oleh tarian ikan atau ranting yang jatuh. Temukan vista tenteram ini setelah
2,5 jam berkendaraan dari Split ke Karlovac County.
Seturut namanya, Taman
Nasional Plitvice terkenal secara global lantaran pegunungan karstnya yang
dikerubuti danau-danau berair jernih bak kristal. Rasanya seperti di Firdaus. Masing-masing
danau terhubungi oleh aliran air, pembatasnya adalah pagar kapur yang terbentuk
secara natural. Katanya bakteri khusus yang bersimbiosis dengan alga bercangkang
keraslah yang membentuk pagar-pagar ini. Luas kawasan Taman Nasional tak
main-main, 296.085
km2.
Oleh
keunikannya, UNESCO pun turut menjadikannya sebagai Situs Warisan Dunia, dan
dikunjungi lebih dari 1,2 juta wisatawan tiap tahun. Tak disangkah, di saat
negara-negara Eropa lainnya bergelut dengan ketakstabilan ekonomi, Kroasia
justruh mekar. Ya, ‘Mediteranian Flower,’
sebagaimana julukan warganya. Melihat tatapan optimisme mereka
membuat saya yakin bahwa Split akan terus tumbuh dan menarik banyak orang untuk
menambat hari-hari mereka disana.
***
Valentino Luis (Copyright 2014)
Sebagaimana yang dimuat dalam Majalah BATIK edisi bulan Maret 2014. Dengan beberapa perubahan seperluhnya
Comments